Ayo Memancing di Waduk Kedung Ombo
Setelah kami menulis tentang artikel memancing di sungai Tuntang kab.Semarang, mari kita menuju ke sebuah danau buatan yang konon terbesar di Jawa Tengah dan bernama waduk Kedung Ombo. Seperti namanya, Ombo yang berarti luas, danau buatan atau waduk ini memiliki luas 6.576 hektar terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air.
Waduk kedung Ombo Areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan, dan pada dasarnya dibangun untuk pembangkit listrik berkekuatan 22,5 megawatt dan juga untuk kebutuhan pengairan 70 hektar sawah disekitarnya. Waduk ini telah dibuat sejak tahun 1985 hingga 1989, dan telah menengggelamkan 37 desa, di 7 kecamatan yang ada di 3 kabupaten yang telah tersebut di atas. Sehingga sebanyak 5268 keluarga harus pindah dari area tersebut walaupun dalam prosesnya masih menyisakan cerita pilu.
Selain digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik, waduk Kedung Ombo juga dimanfaatkan sebagai wisata air yang ada dibeberapa wilayah. Bahkan menariknya bagi para penggila dunia pancing waduk ini juga menjadi salah satu favorit untuk berburu beragam jenis ikan air tawar, seperti Mujair, Nila, Betutu, Gabus, Karper, Tawes dan lain-lain.
Kebanyakan pemancing di Kedung Ombo menggunakan umpan lumut sawah dan cacing untuk mengail ikan favorit mereka yaitu Mujair dan Nila, namun sayangnya banyak yang berpendapat untuk ikan Karper sekarang sudah sulit untuk didapatkan. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh keberadaan ikan Red Devil yang tumbuh tak terkendali sehingga dianggap hama, karena merusak kelangsungan hidup jenis ikan lain.
Berdasarkan sumber di Solopos.com, ikan Red Devil di Kedung Ombo telah mendominasi sekitar 60% dibanding dengan jenis ikan yang lainnya. Sayangnya ikan ini kurang enak dimakan karena dagingnya keras sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah dan merugikan para nelayan. Ikan Red Devil(Amphilophus Labiatus) ini kebanyakan memiliki warna oranye, berjidat nonong dan terkenal sangat rakus sebagai ikan Predator, sehingga tentu saja juga sangat mudah untuk terpancing walaupun para pemancing pada umumnya juga kurang menyukainya.
Oleh karena itu kebanyakan pemancing di waduk Kedung Ombo lebih menyukai menggunakan umpan lumut sawah untuk memancing mujair dan nila, karena kemungkinan jika menggunakan umpan lain akan langsung di sambar oleh ikan Red Devil. Namun terkadang jika kita hanya ingin menyalurkan hobi memancing, tidak ada salahnya juga memancing Red Devil sebagai alternatif saja, karena selain jauh lebih mudah, tarikannya juga sangat mantap walaupun ukuran ikan kecil (apalagi besar pasti akan lebih mantab). Selain itu dengan memancing ikan tersebut itung-itung juga ikut sedikit berpartisipasi dalam membasmi hama ikan Red Devil (duh mungkin apa nggak membasmi ikan Red Devil dengan cara dipancing, hehehe).
Di balik membabi butanya jenis ikan predator tersebut yang ada dibeberapa waduk, ternyata ada fakta menarik dari ikan Red Devil. Berdasarkan sumber Trobos.com, salah satu nelayan bernama Karsin asal Yogyakarta telah berhasil mengolah ikan tersebut menjadi keripik yang enak dimakan dan laku untuk dipasarkan. Bahkan kabarnya kripik ikan setan merah buatannya sudah didistribusikan di beberapa wilayah seperti Jogjakarta, Bandung dan Tanjung Priok.
Selain itu fakta menarik lain dari ikan Red Devil adalah, berdasarkan sumber di Gembiralokazoo.com, ikan ini juga bisa dijadikan ikan Hias yang dipelihara di Aquarium. Namun hal ini tentu saja untuk ikan Red Devil yang memiliki warna yang indah dan nonong yang besar.
sumber :
http://www.solopos.com/2011/10/18/red-devil-ancam-satwa-air-di-wko-120134
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=35&aid=1786
http://www.gembiralokazoo.com/post-284-ikan_red_devil
Waduk kedung Ombo Areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan, dan pada dasarnya dibangun untuk pembangkit listrik berkekuatan 22,5 megawatt dan juga untuk kebutuhan pengairan 70 hektar sawah disekitarnya. Waduk ini telah dibuat sejak tahun 1985 hingga 1989, dan telah menengggelamkan 37 desa, di 7 kecamatan yang ada di 3 kabupaten yang telah tersebut di atas. Sehingga sebanyak 5268 keluarga harus pindah dari area tersebut walaupun dalam prosesnya masih menyisakan cerita pilu.
Selain digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik, waduk Kedung Ombo juga dimanfaatkan sebagai wisata air yang ada dibeberapa wilayah. Bahkan menariknya bagi para penggila dunia pancing waduk ini juga menjadi salah satu favorit untuk berburu beragam jenis ikan air tawar, seperti Mujair, Nila, Betutu, Gabus, Karper, Tawes dan lain-lain.
Kebanyakan pemancing di Kedung Ombo menggunakan umpan lumut sawah dan cacing untuk mengail ikan favorit mereka yaitu Mujair dan Nila, namun sayangnya banyak yang berpendapat untuk ikan Karper sekarang sudah sulit untuk didapatkan. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh keberadaan ikan Red Devil yang tumbuh tak terkendali sehingga dianggap hama, karena merusak kelangsungan hidup jenis ikan lain.
Berdasarkan sumber di Solopos.com, ikan Red Devil di Kedung Ombo telah mendominasi sekitar 60% dibanding dengan jenis ikan yang lainnya. Sayangnya ikan ini kurang enak dimakan karena dagingnya keras sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah dan merugikan para nelayan. Ikan Red Devil(Amphilophus Labiatus) ini kebanyakan memiliki warna oranye, berjidat nonong dan terkenal sangat rakus sebagai ikan Predator, sehingga tentu saja juga sangat mudah untuk terpancing walaupun para pemancing pada umumnya juga kurang menyukainya.
Oleh karena itu kebanyakan pemancing di waduk Kedung Ombo lebih menyukai menggunakan umpan lumut sawah untuk memancing mujair dan nila, karena kemungkinan jika menggunakan umpan lain akan langsung di sambar oleh ikan Red Devil. Namun terkadang jika kita hanya ingin menyalurkan hobi memancing, tidak ada salahnya juga memancing Red Devil sebagai alternatif saja, karena selain jauh lebih mudah, tarikannya juga sangat mantap walaupun ukuran ikan kecil (apalagi besar pasti akan lebih mantab). Selain itu dengan memancing ikan tersebut itung-itung juga ikut sedikit berpartisipasi dalam membasmi hama ikan Red Devil (duh mungkin apa nggak membasmi ikan Red Devil dengan cara dipancing, hehehe).
Di balik membabi butanya jenis ikan predator tersebut yang ada dibeberapa waduk, ternyata ada fakta menarik dari ikan Red Devil. Berdasarkan sumber Trobos.com, salah satu nelayan bernama Karsin asal Yogyakarta telah berhasil mengolah ikan tersebut menjadi keripik yang enak dimakan dan laku untuk dipasarkan. Bahkan kabarnya kripik ikan setan merah buatannya sudah didistribusikan di beberapa wilayah seperti Jogjakarta, Bandung dan Tanjung Priok.
Selain itu fakta menarik lain dari ikan Red Devil adalah, berdasarkan sumber di Gembiralokazoo.com, ikan ini juga bisa dijadikan ikan Hias yang dipelihara di Aquarium. Namun hal ini tentu saja untuk ikan Red Devil yang memiliki warna yang indah dan nonong yang besar.
sumber :
http://www.solopos.com/2011/10/18/red-devil-ancam-satwa-air-di-wko-120134
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=35&aid=1786
http://www.gembiralokazoo.com/post-284-ikan_red_devil
0 comments:
Post a Comment